Selasa, 31 Mei 2016

KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN TRANSFORMASIONAL





KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN TRANSFORMASIONAL



Kepemimpinan transformatif adalah kepemimpinan yang mampu mentransformasi organisasi kearah yang lebih baik. Pemimpin tersebut mentransformasi dan memotivasi para pengikutnya dengan: (a)membuat mereka lebih sadar mengenai pentingnya hasil–hasil suatu pekerjaan, (b)mendorong mereka untuk lebih mementingkan organisasi atau tim daripada kepentingan diri sendiri dan (c)mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan mereka pada yang lebih tinggi. Tiga komponen kepemimpinan transformasional yaitu: (1)karisma, (2)stimulasi intelektual, (3)perhatian yang diindividualisasi. Pemimpin transformasional sesungguhnya merupakan agen perubahan, Karena memang erat kaitannya dengan transformasi yang terjadi dalam suatu organisasi. Fungsi utamanya adalah berperan sebagai katalis perubahan, bukannya sebagai pengontrol perubahan.
Teori kepemimpinan transaksional adalah teori yang didasarkan pada pertukaran pelayanan (dari seorang guru, misalnya) dengan berbagai macam bentuk upah (penghargaan gaji dan upah intrinsik) yang dikontrol oleh pemimpin, setidak-tidaknya pada bagian-bagian tertentu. Kepemimpinan transaksional adalah perilaku pemimpin yang memfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan anggota yang melibatkan hubungan pertukaran. Penelitian mengenai kepemimpinan transaksional mengemukakan ada dua karakteristik utama tipe kepemimpinan transaksional, yaitu:

Selasa, 24 Mei 2016

Kamu ✿

Secepat kedatangan bulan Agustus lalu
Cintaku kembali dalam diri
membersit , sewarna hijau alam
melingkar , sebulat bulan sabit
Denting piano kala kemari menari
Nada merambat pelan ke nadi
di keheningan malam yang sunyi
saat datang rintik hujan gerimis
Hadirkan sebuah bayangan abadi
yaitu, KAMU !

Selasa, 17 Mei 2016

Puisiku ^^

Kala cinta datang mengetuk pintu hatiku
Pintu hatiku yang terisi yang lain
Ku beranikan membukanya
Berharap mendapat sambutan cinta yang lebih baik

PANDANGAN TEORI SITUASIONAL MENURUT PARA AHLI



logo_universitas_negeri_malang.jpgPANDANGAN TEORI  SITUASIONAL MENURUT PARA AHLI


Teori situasional berasal dari pelawanan kaum psikologis dan sosiologis terhadap teori sifat. Para peneliti berusaha mengidentifikasi karakteristik yang berbeda tentang keberhasilan pemimpin. Mereka menyusun perangkat khusus situasi yang relevan untuk perilaku dan performa pemimpin. Variabel yang dianggap sebagai determinan kepemimpinan, meliputi :
1.    Perangkat struktural organisasi (ukuran, struktur heirarkhis, dan formalisasi).
2.    Iklim organisasi (kekuatan posisi, tipe dan kesulitan tugas, dan aturan prosedural).
3.    Karakteristik bawahan ( pengetahuan dan pengalaman, toleransi terhadap keragaman, tanggungjawab dan kekuasaan).
A.Pandangan teori situasional Model Linkert
Menurut Rensis Likert (dalam Mustiningsih, 2013) Ada 4 sistem kepemimpinan yang dikembangkan yaitu sistem otoritatif dan eksploitif, sistem otoritatif dan benevolent, sistem konsultatif, dan sistem partisipatif.
B. Pandangan teori situasional menurut Reddin
Menurut Reddin dalam wahjosumidjo (1992, h. 74) dinyatakan ada tiga pola dasar yang dapat digunakan unuk menetapkan pola perilaku kepemimpinan yang biasa disebut dengan Model Kepemimpinan Situasional Tiga Dimensi. Model tersebut antara lain

Selasa, 10 Mei 2016

Seruan Hati

Masa hidup yang terus berlangsung
Yang tak pernah tahu akan berhilir di mana
Pasang surut masalah ibarat fluktuasi
Menemukan serpihan masa lalau atau kepingan masa datang
Membawanya dalam ketidakpastian
Hari yang terlewati penuh cinta dan sayang
Dan sekitar yang penuh dengan caci hina dan isu
Tak hentinya berfikir
Apa yang akan mendatang ?

Selasa, 03 Mei 2016

KEPEMIMPINAN EFEKTIF: PANDANGAN TEORI PERILAKU (TWO DIMENSIONAL LEADERSHIP)




KEPEMIMPINAN EFEKTIF: PANDANGAN TEORI PERILAKU 
(TWO DIMENSIONAL LEADERSHIP)



A.    Pengertian Teori Perilaku dalam Kepemimpinan Efektif
Teori Perilaku disebut juga dengan hawthorne effect karena diperoleh dari hasil penelitian atas perusahaan listrik Howthorne Works di luar kota Chicago yang dilakukan oleh kelompok peneliti dari Harvard pada tahun 1925. Teori ini mengatakan bahwa para pegawai akan meningkatkan produktivitasnya jika mereka mendapatkan perhatian khusus dari manajemen. Teori ini juga menekankan pada apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin. Dikemukakan, terdapat perilaku yang membedakan pemimpin dari yang bukan pemimpin. Jika suatu penelitian berhasil menemukan perilaku khas yang menunjukkan keberhasilan seorang pemimpin, maka implikasinya ialah seseorang pada dasarnya dapat dididik dan dilatih untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif. Keberhasilan kepemimpinan tidak semata-mata ditentukan oleh karakter personal, tetapi justru banyak ditentukan dari apa yang dilakukan pemimpin. Keefektifan kepemimpinan banyak tergantung pada perilaku yang diterapkan pemimpin dalam situasi organisasi. Menurut Wiyono (2013), salah satu teori kepemimpinan berbasis pada perilaku adalah teori yang dikembangkan oleh Universitas lowa. Melalui serangkaian eksperimen kepemimpinan dibagi menjadi tiga tipe, yaitu: