FUNGSI PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Dasar-Dasar
Manajemen Pendidikan
Yang
dibina oleh Ibu Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd
dan Bapak Imam Gunawan S.Pd., M.Pd.
Oleh :
Sheila
Fransisca F. (140131602642)
Vircan
Bagus A. (140131603701)
Widyaning
Rachmawati (140131603824)
Offering B
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
September
2014
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Seperti
yang telah kita ketahui, bahwa dalam proses pelaksanaannya manajemen mempunyai
tugas-tugas khusus yang harus dilaksanakan. Tugas-tugas khusus itulah yang
biasa disebut sebagai fungsi-fungsi manajemen. Fungsi manajemen berdasarkan
George Robert Terry ada 4, yaitu POAC (Planning, Organizing, Actuating,
Controling) yang dalam bahasa Indonesia berarti perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan.
Dalam
setiap organisasi pendidikan, termasuk sekolah, banyak sekali aktivitas,
pekerjaan, tugas, wewenang dan taggungjawab yang harus dilakukan. Tugas,
wewenang, tanggungjawab, pekerjaan dan aktivitasnya tersebut beraneka ragam dan
menuntut spesialisasi tertentu dalam pengerjaannya. Oleh karena itu, hal
tersebut di atas mesti dibagi-bagi dengan orang lain. Pembagian-pembagian
demikianlah yang dikenal dengan pengorganisasian. Agar keseluruhan aktivitas
yang telah direncanakan terealisasi dengan baik, maka perlu pengorganisasian
yang baik juga untuk mencapai tujuan.
Pada
makalah ini penulis akan membahas tentang fungsi manajemen yang kedua, yaitu
pengorganisasian (organizing).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengorganisasian ?
2. Apa prinsip dari pengorganisasian ?
3. Apa tujuan dan fungsi dari pengorganisasian ?
4. Apa saja jenis dan struktur dalam suatu pengorganisasian ?
5. Bagaimana langkah pengorganisasian yang efektif ?
1.3 Tujuan
Sejalan
dengan rumusan masalah di atas, makalah ini dibuat dengan tujuan:
1.
Untuk mengetahui pengertian pengorganisasian.
2.
Untuk mengetahui prinsip suatu pengorganisasian.
3.
Untuk mengetahui tujuan dan fungsi pengorganisasian.
4.
Untuk mengetahui jenis dan struktur pada
suatu pengorganisasian.
5.
Untuk mengetahui langkah
pengorganisasian yang efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengorganisasian
1. Menurut (Indrakusuma,
1982) adalah pembagian pekerjaan antara satu orang dengan orang lain, antara
satu unit dengan unit lain atau bagian lain dengan bagian lain.
2. Menurut (Sukiswa,
1986) adalah penataan sekumpulan tugas ke dalam unit-unit yang dapat dikelola dan penetapan hubungan
formal di antara orang-orang yang diserahi berbagai tugas untuk mencapai
sasaran umum.
3. Menurut (Fattah,
2009 ) adalah istilah organisasi mempunya 2 pengertian umum. Pertama,
organisasi diartikan sebagai kelompok / lembaga fungsional, misalnya, sebuah
perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintahan.
Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian, yaitu bagaimana pekerjaan diatur
dan dialokasikan di antara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat
tercapai secara efektif. Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke dalam
tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang
sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta
mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi.
4. Menurut (Stoner,
1986) pengertian pengorganisasian sebagai proses yang mak dan dibagi menjadi 5
tahap yaitu pemerincian pekerjaan, pembagian kerja, penyatuan pekerjaan, koordinasi pekerjaan, monitoring dan reorganisasi .
tahap yaitu pemerincian pekerjaan, pembagian kerja, penyatuan pekerjaan, koordinasi pekerjaan, monitoring dan reorganisasi .
2.2 Prinsip Pengorganisasian
Menurut
(Imron: 2002), agar pengorganisasian dapat dilakukan dengan baik, maka haruslah
memedomani prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.
Perumusan tujuan yang jelas.
Tujuan
perlu dirumukan secara jelas, agar setiap komponen mengetahui kehendak atau
tujuan tersebut akan dicapai.
2.
Pengutamaan pencapaian tujuan.
Tujuan
utama secara umum harus sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan agar tidak
melenceng dari tujuan sebelumnya.
3. Pembagian
pekerjaan.
Prinsip
ini harus senantiasa dipedomani karena hakekat pengorganisasian adalah
pembagian pekerjaan. Pembagian pekerjaan harus didasarkan pada keahlian orang
tersebut. Tanpa mempertimbangkan keahlian orang yang diberi pekerjaan, bisa
menganggu keefektivan tujuan.
4. Pendelegasian
wewenang (delegation of authority).
Delegasi
dapat didefinisikan sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada
seseorang atas tanggungjawab tertentu . Wewenang sendiri merupakan hak
mengunakan kekuasaan. Wewenang tidak sama dengan kekuasaan. Kekuasaan dalam
arti sebenarnya adalah kekuatan untuk mengendalikan orang lain sehingga orang
lain sama sekali tidak ada pilihan lain, karena tidak berdaya untuk menentukan
diri sendiri. Delegasi dapat didefinisikan sebagai pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab kepada seseorang atas tanggungjawab tertentu . Tujuan dari
pendelegasian wewenang adalah agar organisasi tersebut dapat menggunakan sumber
dayanya secara efisien. Dalam mendelegasikan sebagian wewenang, hendaknya
diperhatikan apakah akan yang akan di delegasikan tersebut termasuk pekerjaan
teknis atau pekerjaan manajerial. Pendelegasian wewenang ini juga mempunyai
makna strategis bagi anggota-anggotanya.
5. Pengelompokkan
fungsi.
Fungsi-fungsi
yang sama dalam suatu pengorganisasian haruslah disatukan. Ini dilakukan agar
memudahkan pengurusan. Lalu lintas kegiatan dan hubungan dapat diatur melewati
fungsi-fungsi yang sama. Bidang-bidang yang penganannya membutuhkan kemampuan
professional tertentu, tidak dapat dilakukan dgn baik manakala diurusi oleh
bagian lain yang sama sekali tidak membidangi.
6. Kesatuan
perintah(unity of commond).
Dalam
system pengorganisasian haruslah memiliki hanya satu pemimpin. Sebab, jika ada
dua atau lebih yang bertugas sebagai pemimpin yang memerintah, maka menjadi
penyebab bingungnya anggota-anggota organisasi.
7. Kemampuan
pengawasan.
Prinsip
ini merujuk pada kemampuan pemimpin dalam mengawasi kinerja anggota-anggota
organisasi(bawahan) unruk menciptakan suatu mekanisme agar seseorang yang
menjadi anggota memungkinkan untuk diawasi.
8. Fleksibilitas.
Yang
dimaksud dengan fleksibilitas adalah keluwesan, yaitu antisipatif terhadap
berbagai jenis perkembangan.
2.3 Tujuan Pengorganisasian
Tujuan pengorganisasian menurut Imron (2002:
56), yaitu :
1.
Mengatur tugas, wewenang dan tanggungjawab.
Yang
dimaksud tugas adalah pekerjaan-pekerjaan yang telah dibagi-bagi kepada setiap
anggota menurut keahliannya. Sedangkan wewenang adalah apa-apa yang boleh
dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seseorang atau anggota berkenaan
dengan tugas-tugas yang diberikan. Dan yang dimaksudkan tanggung jawab adalah
konsekuensi logis dari tugas dan wewenang. Yang berarti bahwa apa yang telah
ditugaskan atau wewenang apa saja yang sudah diberikan haruslah
dipertanggungjawabkan.
2.
Memperlancar jalannya kerja sama antara pemimpin dan anggota-anggota
organisasi.
Kerja
sama yang dilakukan sesama anggota atau anggota dengan pemimpin akan lancer
jika ada pembagian tugas didalamnya. Adanya pembagian tugas juga menjadikan
penyebab masing-masing anggota tahu pekerjaan masing-masing dan
mempertanggungjawabkannya.
3.
Mengatur jalannya aktifitas pencapaian tujuan.
Jalannya
aktifitas ini perlu diatur agar tidak “semrawut” agar berjalan sesuai dengan
apa yang telah direncanakan dan yang ingin dicapai.
Fungsi Pengorganisasian
Fungsi
pengorganisasian menurut Imron (2002: 55), yaitu :
1. Sebagai
wahana untuk membagi pekerjaan antara komponen-komponen dan unit-unit kerja di
sekolah.
2. Sebagai
wacana untuk memperlancar jalannya kerjasama antar komponen-komponen, unit-unit
kerja yang ada di sekolah.
3. Sebagai
wahana untuk mengatur lalu lintas hubungan antara orang-orang, unit-unit kerja
dan komponen-komponen yang ada di sekolah.
2.4
Jenis dan Struktur Organisasi
Bentuk-bentuk organisasi menurut Mulyono
(2008: 81), yaitu :
1. Organisasi Lini
(Garis)
Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang
di dalamnya terdapat garis wewenang yang menghubungkan langsung secara vertical
antara atasan dan bawahan. Tidak ada pembedaan antara pelaksana tugas pokok dan
tugas penunjang. Organisasi ini merupakan organisasi yang paling sederhana.
Bentuk organisasi ini juga sering disebut organisasi militer.
2. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional adalah suatu organisasi di
mana pimpinan tertinggi melimpahkan wewenangnya kepada kepala unit structural
yang memimpin kelompok yang menduduki jabatan fungsional. Dengan demikian,
kerja organisasi disusun atas dasar fungsi-fungsi organisasi. Setiap atasan
mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan sehubungan dengan
fungsinya.
3. Organisasi Lini dan Staf
Dalam organisasi lini dan staf ada perbedaan antara
unit pelaksana tugas pokok (lini) dan unit penunjang (staf). Hal itu
diakibatkan karena Organisasi yang besar dan kompleks memerlukan staf untuk
membantuk pimpinan atau manajer. Selain itu staf merupakan kumpulan para ahli
dalam bidang tertentu yang bertugas membantu manajer mengambil keputusan.
Perintah kepada bawahan diberikan oleh pimpinan, bukan staf. Kecuali apabila
staf mendapat wewenang dari manajer untuk memberi perintah kepada bawahan.
4. Organisasi Lini dan Fungsional
5. Organisasi Gabungan
6. Organisasi Matriks
Struktur
organisasi matriks adalah bentuk organisasi yang paling mutakir dan gabungan
dari berbagai bentuk organisasi yang sudah ada sebelumnya. Inti organisasi
matriks adalah mengombinasikan pola-pola fungsional dan hasil yang akan dicapai
dalam kegiatan produksi/jasa/proyek.
2.5 Langkah Pengorganisasian Yang Efektif
Menurut Ernes Dale (Stoner, 1986), pengorganisasian
dapat berjalan baik dengan
langkah-langkah efektif sebagai berikut :
1.
Tahap pertama, yang harus di lakukan dalam merinci pekerjaan adalah
menentukan tugas-tagas apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
2.
Tahap kedua, membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang
dapat dilaksanakan oleh perorang atau perkelompok. Disini perlu diperhatikan
bahwa orang-orang yang akan diserahi tugas harus didasarkan pada kualifikasi,
tidak dibebani terlalu berat dan juga tidak terlalu ringan.
3.
Tahap ketiga, menggabungkan pekerjaan para anggota dengan cara yang
rasional, dan efisien. Pengelompokan tugas yang saling berkaitan
4.
Tahap keempat, menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan
dalam satu kesatuan yang harmonis. Pada saat setiap orang dan setiap bagian
melaksanakan pekerjaan/aktivitas, kemungkinan timbul konflik diantara anggota,
dan mekanisme pengkoordinasian memungkinkan setiap anggauta organisasi untuk
tetap bekerja efektif.
5.
Tahap kelima, melakukan monitoring dan mengambil langkah-langkah
penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas. Karena
pengorganisasian merupakan suatu proses yang berkelanjutan, diperlukan
penelitian ulang terhadap keempat langkah sebelumnya secara terprogram/berkala,
untuk menjamin konsistensi, efektif, dan efisien dalam memenuhi kebutuhan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan makalah di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa sesuai dengan makalah “Fungsi Pengorganisasian (Organizing)”
penulis menyimpulkan bahwa organisasi adalah salah satu fungsi dari manajemen,
pengertian organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
membentuk kerjasama dalam satu wadah
untuk mencapai visi, misi, dan tujuan bersama secara efektif dan efisien.
Organisasi
memiliki beberapa prinsip umum, unsur, dan fungsi. Selain itu ada jenis-jenis
organisasi, seperti organisasi lini, fungsional, lini dan staf, lini dan
fungsional, gabungan dan organisasi matriks. Selain itu terdapat pula
aspek-aspek dan prinsip organisasi.
3.2 Saran
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini. Menyadari bahwa makalah yang dibuat penulis masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentu dapat
dipertanggungjawabkan.
Untuk kritik dan saran terhadap penulisan untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian
terakhir dari makalah adalah daftar rujukan.
DAFTAR
RUJUKAN
Tim Pakar Manajemen Pendidikan. 2003. Manajemen
Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Mulyono. 2008. Manajemen
Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Sukiswa, Iwa. 1986. Dasar-dasar Umum Manajemen Pendidikan. Bandung: Tarsito.
Sahertian, Piet A. 1987. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan Di Indonesia. Mataram Muda.
Daryanto. 2008. Administrasi
pendidikan. Bineka Cipta.
Suryana, I Putu. 2010. Manajemen Pendidikan. Gunung
Samudera.
Burhanuddin & Imron, Ali. 2002. Manajemen
Pendidikan Wacana, Proses & Aplikasinya di Sekolah. Malang: Universitas
Negeri Malang
0 komentar:
Posting Komentar