Senin, 04 Januari 2016

Dasar- Dasar Manajemen Pendidikan - Pengorganisasian




 FUNGSI PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)



MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan
Yang dibina oleh Ibu Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd
dan Bapak Imam Gunawan S.Pd., M.Pd.



Oleh :
                                      Sheila Fransisca F.                 (140131602642)
                                      Vircan Bagus A.                    (140131603701)
                                      Widyaning Rachmawati        (140131603824)

Offering B









UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
September 2014



BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang Masalah
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa dalam proses pelaksanaannya manajemen mempunyai tugas-tugas khusus yang harus dilaksanakan. Tugas-tugas khusus itulah yang biasa disebut sebagai fungsi-fungsi manajemen. Fungsi manajemen berdasarkan George Robert Terry ada 4, yaitu POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controling) yang dalam bahasa Indonesia berarti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.
Dalam setiap organisasi pendidikan, termasuk sekolah, banyak sekali aktivitas, pekerjaan, tugas, wewenang dan taggungjawab yang harus dilakukan. Tugas, wewenang, tanggungjawab, pekerjaan dan aktivitasnya tersebut beraneka ragam dan menuntut spesialisasi tertentu dalam pengerjaannya. Oleh karena itu, hal tersebut di atas mesti dibagi-bagi dengan orang lain. Pembagian-pembagian demikianlah yang dikenal dengan pengorganisasian. Agar keseluruhan aktivitas yang telah direncanakan terealisasi dengan baik, maka perlu pengorganisasian yang baik juga untuk mencapai tujuan.
Pada makalah ini penulis akan membahas tentang fungsi manajemen yang kedua, yaitu pengorganisasian (organizing).



1.2 Rumusan Masalah
       1. Apa pengertian pengorganisasian ?
       2. Apa prinsip dari pengorganisasian ?
       3. Apa tujuan dan fungsi dari pengorganisasian ?
       4. Apa saja jenis dan struktur dalam suatu pengorganisasian ?
       5. Bagaimana langkah pengorganisasian yang efektif ?
           
1.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini dibuat dengan tujuan:
1.    Untuk mengetahui pengertian pengorganisasian.
2.    Untuk mengetahui prinsip suatu pengorganisasian.
3.    Untuk mengetahui tujuan dan fungsi pengorganisasian.
4.    Untuk mengetahui jenis dan struktur pada suatu pengorganisasian.
5.    Untuk mengetahui langkah pengorganisasian yang efektif.











BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Pengorganisasian
1.   Menurut (Indrakusuma, 1982) adalah pembagian pekerjaan antara satu orang dengan orang lain, antara satu unit dengan unit lain atau bagian lain dengan bagian lain.
2.   Menurut (Sukiswa, 1986) adalah penataan sekumpulan tugas ke dalam unit-unit  yang dapat dikelola dan penetapan hubungan formal di antara orang-orang yang diserahi berbagai tugas untuk mencapai sasaran umum.
3.   Menurut (Fattah, 2009 ) adalah istilah organisasi mempunya 2 pengertian umum. Pertama, organisasi diartikan sebagai kelompok / lembaga fungsional, misalnya, sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian, yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi.
4.   Menurut (Stoner, 1986) pengertian pengorganisasian sebagai proses yang mak dan dibagi menjadi 5
tahap yaitu pemerincian pekerjaan, pembagian kerja, penyatuan pekerjaan, koordinasi pekerjaan, monitoring dan reorganisasi .

2.2 Prinsip Pengorganisasian
Menurut (Imron: 2002), agar pengorganisasian dapat dilakukan dengan baik, maka haruslah memedomani prinsip-prinsip sebagai berikut:
       1. Perumusan tujuan yang jelas.
       Tujuan perlu dirumukan secara jelas, agar setiap komponen mengetahui kehendak atau tujuan tersebut akan dicapai.
       2. Pengutamaan pencapaian tujuan.
       Tujuan utama secara umum harus sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan agar tidak melenceng dari tujuan sebelumnya.
3.   Pembagian pekerjaan.
       Prinsip ini harus senantiasa dipedomani karena hakekat pengorganisasian adalah pembagian pekerjaan. Pembagian pekerjaan harus didasarkan pada keahlian orang tersebut. Tanpa mempertimbangkan keahlian orang yang diberi pekerjaan, bisa menganggu keefektivan tujuan.
4.   Pendelegasian wewenang (delegation of authority).
       Delegasi dapat didefinisikan sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada seseorang atas tanggungjawab tertentu . Wewenang sendiri merupakan hak mengunakan kekuasaan. Wewenang tidak sama dengan kekuasaan. Kekuasaan dalam arti sebenarnya adalah kekuatan untuk mengendalikan orang lain sehingga orang lain sama sekali tidak ada pilihan lain, karena tidak berdaya untuk menentukan diri sendiri. Delegasi dapat didefinisikan sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada seseorang atas tanggungjawab tertentu . Tujuan dari pendelegasian wewenang adalah agar organisasi tersebut dapat menggunakan sumber dayanya secara efisien. Dalam mendelegasikan sebagian wewenang, hendaknya diperhatikan apakah akan yang akan di delegasikan tersebut termasuk pekerjaan teknis atau pekerjaan manajerial. Pendelegasian wewenang ini juga mempunyai makna strategis bagi anggota-anggotanya.
5.   Pengelompokkan fungsi.
       Fungsi-fungsi yang sama dalam suatu pengorganisasian haruslah disatukan. Ini dilakukan agar memudahkan pengurusan. Lalu lintas kegiatan dan hubungan dapat diatur melewati fungsi-fungsi yang sama. Bidang-bidang yang penganannya membutuhkan kemampuan professional tertentu, tidak dapat dilakukan dgn baik manakala diurusi oleh bagian lain yang sama sekali tidak membidangi.
6.   Kesatuan perintah(unity of commond).
       Dalam system pengorganisasian haruslah memiliki hanya satu pemimpin. Sebab, jika ada dua atau lebih yang bertugas sebagai pemimpin yang memerintah, maka menjadi penyebab bingungnya anggota-anggota organisasi.
7.   Kemampuan pengawasan.
       Prinsip ini merujuk pada kemampuan pemimpin dalam mengawasi kinerja anggota-anggota organisasi(bawahan) unruk menciptakan suatu mekanisme agar seseorang yang menjadi anggota memungkinkan untuk diawasi.
8.   Fleksibilitas.
       Yang dimaksud dengan fleksibilitas adalah keluwesan, yaitu antisipatif terhadap berbagai jenis perkembangan.

2.3 Tujuan Pengorganisasian
 Tujuan pengorganisasian menurut Imron (2002: 56), yaitu :
1. Mengatur tugas, wewenang dan tanggungjawab.
Yang dimaksud tugas adalah pekerjaan-pekerjaan yang telah dibagi-bagi kepada setiap anggota menurut keahliannya. Sedangkan wewenang adalah apa-apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seseorang atau anggota berkenaan dengan tugas-tugas yang diberikan. Dan yang dimaksudkan tanggung jawab adalah konsekuensi logis dari tugas dan wewenang. Yang berarti bahwa apa yang telah ditugaskan atau wewenang apa saja yang sudah diberikan haruslah dipertanggungjawabkan.
2. Memperlancar jalannya kerja sama antara pemimpin dan anggota-anggota organisasi.
Kerja sama yang dilakukan sesama anggota atau anggota dengan pemimpin akan lancer jika ada pembagian tugas didalamnya. Adanya pembagian tugas juga menjadikan penyebab masing-masing anggota tahu pekerjaan masing-masing dan mempertanggungjawabkannya.
3. Mengatur jalannya aktifitas pencapaian tujuan.
Jalannya aktifitas ini perlu diatur agar tidak “semrawut” agar berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan yang ingin dicapai.
Fungsi Pengorganisasian
      Fungsi pengorganisasian menurut Imron (2002: 55), yaitu :
1.      Sebagai wahana untuk membagi pekerjaan antara komponen-komponen dan unit-unit kerja di sekolah.
2.      Sebagai wacana untuk memperlancar jalannya kerjasama antar komponen-komponen, unit-unit kerja yang ada di sekolah.
3.      Sebagai wahana untuk mengatur lalu lintas hubungan antara orang-orang, unit-unit kerja dan komponen-komponen yang ada di sekolah.



2.4 Jenis dan Struktur Organisasi                    
      Bentuk-bentuk organisasi menurut Mulyono (2008: 81), yaitu :
1.  Organisasi Lini (Garis)
Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang di dalamnya terdapat garis wewenang yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dan bawahan. Tidak ada pembedaan antara pelaksana tugas pokok dan tugas penunjang. Organisasi ini merupakan organisasi yang paling sederhana. Bentuk organisasi ini juga sering disebut organisasi militer.


 







2.  Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional adalah suatu organisasi di mana pimpinan tertinggi melimpahkan wewenangnya kepada kepala unit structural yang memimpin kelompok yang menduduki jabatan fungsional. Dengan demikian, kerja organisasi disusun atas dasar fungsi-fungsi organisasi. Setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan sehubungan dengan fungsinya.


 




3.  Organisasi Lini dan Staf
Dalam organisasi lini dan staf ada perbedaan antara unit pelaksana tugas pokok (lini) dan unit penunjang (staf). Hal itu diakibatkan karena Organisasi yang besar dan kompleks memerlukan staf untuk membantuk pimpinan atau manajer. Selain itu staf merupakan kumpulan para ahli dalam bidang tertentu yang bertugas membantu manajer mengambil keputusan. Perintah kepada bawahan diberikan oleh pimpinan, bukan staf. Kecuali apabila staf mendapat wewenang dari manajer untuk memberi perintah kepada bawahan.


 









4.  Organisasi Lini dan Fungsional

 
Bentuk organisasi di mana pimpinan tertinggi melimpahkan wewenagnya kepada para pejabat fungsional.








 





5.  Organisasi Gabungan

Perpaduan dari tiga bentuk organisasi yaitu struktur organisasi lini, struktur organisasi fungsional, struktur organisasi lini dan staf.


 










6.  Organisasi Matriks
Struktur organisasi matriks adalah bentuk organisasi yang paling mutakir dan gabungan dari berbagai bentuk organisasi yang sudah ada sebelumnya. Inti organisasi matriks adalah mengombinasikan pola-pola fungsional dan hasil yang akan dicapai dalam kegiatan produksi/jasa/proyek.


 







2.5 Langkah Pengorganisasian Yang Efektif
      Menurut Ernes Dale (Stoner, 1986), pengorganisasian dapat berjalan baik dengan       langkah-langkah efektif sebagai berikut :
1.      Tahap pertama, yang harus di lakukan dalam merinci pekerjaan adalah menentukan tugas-tagas apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
2.      Tahap kedua, membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perorang atau perkelompok. Disini perlu diperhatikan bahwa orang-orang yang akan diserahi tugas harus didasarkan pada kualifikasi, tidak dibebani terlalu berat dan juga tidak terlalu ringan.
3.      Tahap ketiga, menggabungkan pekerjaan para anggota dengan cara yang rasional, dan efisien. Pengelompokan tugas yang saling berkaitan
4.      Tahap keempat, menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam satu kesatuan yang harmonis. Pada saat setiap orang dan setiap bagian melaksanakan pekerjaan/aktivitas, kemungkinan timbul konflik diantara anggota, dan mekanisme pengkoordinasian memungkinkan setiap anggauta organisasi untuk tetap bekerja efektif.
5.      Tahap kelima, melakukan monitoring dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas. Karena pengorganisasian merupakan suatu proses yang berkelanjutan, diperlukan penelitian ulang terhadap keempat langkah sebelumnya secara terprogram/berkala, untuk menjamin konsistensi, efektif, dan efisien dalam memenuhi kebutuhan.




BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Dari penjelasan makalah di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai dengan makalah “Fungsi Pengorganisasian (Organizing)” penulis menyimpulkan bahwa organisasi adalah salah satu fungsi dari manajemen, pengertian organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih yang membentuk kerjasama  dalam satu wadah untuk mencapai visi, misi, dan tujuan bersama secara efektif dan efisien.
Organisasi memiliki beberapa prinsip umum, unsur, dan fungsi. Selain itu ada jenis-jenis organisasi, seperti organisasi lini, fungsional, lini dan staf, lini dan fungsional, gabungan dan organisasi matriks. Selain itu terdapat pula aspek-aspek dan prinsip organisasi.

3.2  Saran
            Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Menyadari bahwa makalah yang dibuat penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentu dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk kritik dan saran terhadap penulisan untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar rujukan.
             







DAFTAR RUJUKAN
Tim Pakar Manajemen Pendidikan. 2003. Manajemen Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Sukiswa, Iwa. 1986. Dasar-dasar Umum Manajemen Pendidikan. Bandung: Tarsito.
Sahertian, Piet A. 1987. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan Di Indonesia. Mataram Muda.
Daryanto. 2008. Administrasi pendidikan. Bineka Cipta.
Suryana, I Putu. 2010. Manajemen Pendidikan. Gunung Samudera.
Burhanuddin & Imron, Ali. 2002. Manajemen Pendidikan Wacana, Proses & Aplikasinya di Sekolah. Malang: Universitas Negeri Malang



0 komentar:

Posting Komentar